Archive for Maret 2016
TUGAS PENILAIAN BAHAN RUJUKAN
By : Unknown
PENILAIAN
BAHAN RUJUKAN
PAPER INI
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA BAHAN DAN JASA RUJUKAN YANG DIBIMBING OLEH
DOSEN HERMINTATIK S.AB, MA

DISUSUN OLEH:
ALFIN BAGAS
PRATAMA 135030700111021
ARUM SETYARINI 135030700111006
DANANG
TRIHATMOJO 135030700111025
JUNITA DHEVI
SAGITA 135030700111024
SAIFUL ROFIQ
135030700111022
PRODI
ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS
ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
OKTOBER
2015
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perpustakaan
sebagaimana yang ada dan berkembang sekarang telah dipergunakan sebagai pusat
informasi,sumber ilmu pengetahuan, penelitian , rekreasi pelestarian khasanah
budaya bangsa , serta meemberikan berbagaimacam layanan jasa lainya.
Haltersebut telah ada sejak dulu dan terus berproses secara alamiah menujuk
kepada suatu kondisi dan tingkat perbaikan yang signifikan meskipun belum
memuaskan semua pihak.
Informasi
memegang peranan yang semakin besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan ( dalam
arti luas). Informasi meningkatkan efisiensi ilmu pengetahuan yang merupakan
kelas (force) produktif masyarakat modern, kini dengan banyaknya unit informasi
serta berkembangnya teknologi informasi , pengumpulan dan pengolahan informasi
dilakukan oleh berbagai unit informasi sementara pemakai tinggal memanfaatkannya
(Sulistyo-Basuki,2004:398)
Bahan
referensi umum atau reference source disebut juga koleksi referensi . Dalam
American Library Association Glossary of Library Terms disebutkan dua definisi
untuk bahan referensi,yaitu : (a) sebuah bukui yang disusun dan diolah
sedemikian rupa untuk digunakan sebagai sumber menemukan informasi tertentu dan
tidak untik dibaca secara keseluruhan ; dan (b) sebuah buku yang penggunaannya
terbatas dalam gedung perpustakaan. Dengan kata lain bahan rujukan dugunakan untuk
membantu pengguna dalam mendapakan informasi yang relevan dan sesuai dengan
kebutuhan .
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas,
maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Mengapa diperlukan penilaian
bahan rujukan ?
2. Bagaimana penilaian bahan
rujukan ?
1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas,
maka dapat disimpulkan yujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui alasan
diperlukannya penilaian bahan rujukan
2. Untuk mengetahui cara penilaian
bahan rujukan
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 ALASAN PENILAIAN
Didalam membina
dan mengembangkan koleksi referensi umum, kita harus secara terus menerus
menjaga agar agar koleksi tersebut tetap dalam keadaan “upto-date” atau
mutakhir dan terdiri dari koleksi yang baik dan terjamin mutunya. Bagaimana
kita bisa mengetahui apakah koleksi referensi kita baik atau jelek , relevan
atau tidak akan dijelaskan di bab ini. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam pengadaan koleksi referensi umum agar mutu koleksi referensi umum tersebut
tetap terjamin. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :
·
Otoritas
Otoritas merupakan
salah satu indikator mutu dari suatu bahan referensi umum.Olehkarena itu
otoritas ini perlu diperhatikan didalam memilih bahan-bahan referensi
umum.Dalam menentukan otoritas bahan referensi perlu diperhatikan hal-hal
seperti apakah pengarang atau penyusun atau penyunting bahan referensi tersebut
seorang ahli dalam bidang ilmu yang dicakup oleh buku tersebut; Apakah
pengarang atau penyusun atau penyunting tersebut seorang yang berpengalaman
baik di dalam bidang ilmu yang dicakup oleh buku tersebut maupun sebagai
penulis.Apabila penulis atau penyusun atau penyunting bahan tersebut seorang yang
dikenal maka pemilihan bahan referensiberdasarkan otoritas ini tidak menjadi masalah.
Tetapi masalah akan timbul apabila bahan referensi umum tersebut disusun dan
ditulis oleh seorang ahli, tetapi penulis tersebut tidak terkenal atau belum
pernah menulis buku yang menjadi "best seller" sehingga tidak begitu
dikenal. Dalam kondisi seperti ini kita harus bergantung kepada :
ü Kualifikasi
pengarang atau penyunting yang ditulis dalam buku tersebut. Biasanya keterangan
seperti ini bisa kita dapatkan pada jaket buku yang ditempatkan pada bagian belakang
atau bagian belakang yang terlipat kedalamkulit buku. Berikut adalah contoh
keterangan penyunt ing yang diambil dari jaketbuku bagian belakang yang
terlipat ke dalam.
ü Pengetahuan
kita tentang subyek tersebut sehingga kita bisa menilai mutu isidari buku
referensi tersebut. Ini mungkin bisa dilakukan oleh seorang spesialissubyek
atau "Subject Matter Specialist”.
ü Memeriksa
data pengarang didalam terbitan biografi seperti "who's who"
atau"American Men and Women of Science". Data karir dan daftar
publikasi tersebut memberikan jaminan bahwaapabila tokoh ini menulis atau
menyunting suatu buku dibidang fisika makabuku tersebut dapat dipastikan akan
mempunyai otoritas yang baik.
Selain itu perlu
diperhatikan juga sumber-sumber apa yang menjadi pengetahuan pengarang.Ini
mungkin membantu kita dalam menilai otoritas pengarang.Apakah pengarang
tersebutbanyak menggunakan sumber-sumber informasi primer atau hanya bergantung
kepadasumber-sumber informasi sekunder.Apakah dia menggunakan cukup bahan-bahan
informasipendukung bagi tulisannya.Hal ini dapat kita ketahui dengan melihat
catatan kaki, sitasi danbibliografi dari buku tersebut. Banyak bahan referensi
umum termasuk kedalam kelompokterbitan sekunder seperti ensiklopedi dan lain-
lain, tetapi bahan bahan tersebut ditulisberdasarkan sumber-sumber informasi primer
sehingga mutu isi terbitan tersebut bisadijamin dapat memberikan informasi yang
lebih tepat dan akurat. Didalam terbitan hasilkerja kolektif seperti
ensiklopedi dan handbook, informasi penulis artikel biasanyadituliskan.Ini
dapat membantu kita dalam menilai otoritas suatu koleksi referensi umum.
Selain pengarang,
penyusun ataupun penyunting yang dapat kita jadikan kriteria penilaianotoritas
buku, penerbit dapat juga kita jadikan salah satu kriteria. Biasanya pener bit
yangbaik dan mempunyai reputasi internasional akan menerbitkan buku-buku yang
baik pula.Ada beberapa penerbit terkenal di dunia ya ng biasa menerbitkan
buku-buku referensi umumseperti: H.W. Wilson Company, Funk and Wagnall, G &
C Merriam Company dansebagainya.
·
Ruang lingkup isi buku
Agar bahan referensi
umum yang menjadi koleksi perpustakaan kita benar-benar dapatmemenuhi kebutuhan
pengguna maka ruang lingkup isi buku tersebut harus benar-benardiperhatikan dan
harus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Dalam melakukan penilaianbahan
referensi umum dari segi ruang lingkup isi maka kita harus memperhatikan,
sampaisejauh mana ruang lingkup yang dicakup subyek buku tersebut, bagaimana
batasannya, apayang menjadi tujuan pengarangnya dan apakah isi buku tersebut
betul-betul masih baru ataumutakhir dan sebagainya.Biasanya penerbit menuliskan
ruang lingkup isi buku pada jaket buku atau pada katapengantar (lihat contoh
pada gambar 4), walaupun begitu kita juga harus teliti lebih jauhdan harus
punya rasa curiga.Mungkinkah pengarang tersebut dapat memenuhi ruanglingkup isi
bukunya seperti yang dituliskannya di dalamkata pengantarnya atau jaket
bukutersebut.
Kemutakhiran adalah
salah satu hal yang paling penting dalam penilaian bahan referensiumum yang
digunakan sebagai sumber dalam pelayanan kesiagaan informasi atau yangdikenal
dengan "ready reference".Data berubah sangat cepat sehingga bahan
referensiseperti almanak terbitan tahun lalu misalnya, isinya sudah tidak
mutakhir lagi.Walaupunalmanak tersebut masih dipertahankan dalam jajaran koleksi
referensi umum, tetapi isinyahanya berguna sebagai informasi yang bersifat
historis saja.Tahun publikasi dapat juga digunakan sebagai indikator
kemutakhiran bahan referensiumum yang kita nilai. Walaupun demikian kita perlu
berhati-hati dalam menggunakantahun publikasi ini.Tahun publikasi biasanya
mengacu pada tahun pemberian hak cipta atau"copyright".Pertanyaan
seperti, apakah buku ini merupakan karya terbaru, ataukah hanyacetak ulang saja
sangat penting dalam menilai kemutakhiran suatu karya.Harus dibedakanpula antara
tahun pemberian hak cipta (copyright) atau edisi dan tahun cetak
ulang(reprint).
Terbitan yang memiliki
tahun edisi yang berbeda dapat dipastikan ada perbedaan dalam halisi.Edisi
berikutnya merupakan edisi perbaikan isi dari edisi sebelumnya. Sedangkan
tahuncetak ulang hanyalah mencetak kembali buku yang sama pada tahun yang
berbeda tanpamengubah isi karya tersebut. Oleh karena itu kita harus berhati-
hati menilai kemutakhiran isikarya.Kemutakhiran ini sangat relatif.Kecuali
beberapa bahan referensi umum, biasanya bahanreferensi umum berisi informasi
yang bersifat tidak begitu mudah kedaluarsa atau out-ofdate.Untuk menguji
kemutakhiran isi kita harus bisa membandingkannya dengan informasimutakhir yang
dimuat di surat-surat kabar.Sebagai contoh kita bisa ambil informasi
jumlahpopulasi suatu wilayah atau negara, batas-batas wilayah,
kejadian-kejadian baru dan lainlainyang sesuai dengan ruang lingkup karya
tersebut. Tentu saja tidak berarti bahwaapabila adasatu atau dua data yang
tidak mutakhir lalu menyebabkan bahan referensi tersebutharus dikeluarkan dalam
proses seleksi. Didalam karyanya sendiri ruang lingkup atauscope
haruslahkonsisten untuk perbandingan antar entri.Kita dapat mengambil
contohsumber biografi misalnya. Didalam sumber biografi tersebut haruslah dapat
ditentukan dataumum yang sama Untuk
masing- masing entri seperti: tanggal lahir, tempat lahir, alamat dan Sebagainya.Kita juga harus melihat apakah
karya tersebut dapat berdiri sendiri ataukah harus dipakaiberdampingan dengan
karya lain. Hal ini penting karena kalau karya tersebut harusberdampingan
dengan karya lain maka kedua sumber tersebut haruslah berada diperpustakaan.
ebagai contoh Micropaedia dan Macropaedia dari Encyclopedia Britannica.Walaupun
Micropaedia memberikan informasi tentang sesuatu subyek yang juga ada
didalamMacropaedia namun informasinya sangat singkat sehingga sebaiknya
Micropaedia tersebutberdampingan dengan Macropaedia.
·
Tujuan penulisan buku
Didalam menilai Bahan
Referensi Umum aspek tujuan ini cukup penting.Hal ini bertujuanuntuk memberi
kepuasan kepada pemakai perpustakaan kita yang memang menjadi tujuandari
perpustakaan.Jadi tujuan dari ditulisnya suatu karya BahanReferensi Umum
haruslah sesuai dengan kebutuhan pengguna potensial perpustakaan kita.Tujuan
dari Bahan Referensi Umum biasanya dengan mudah dapat dikenali pada judul
ataubentuk, atau dapat juga dicari pada (a) Daftar isi; (b) Pendahuluan atau
kata pengantardimana pengarang/penyusun biasanya menyatakan tujuan
dituliskannya suatu karya; dan (c)Index juga dapat menjadi contoh (sample) yang
memberikan informasi tentang ruang lingkupbidang ilmu yang dicakup oleh karya
tersebut. Bahan Referensi Umum tanpa indexbiasanya sangat kurang bermanfaat
tentu saja ada Bahan Referensi Umum yang tidakmemerlukan index karena susunannya
sendiri sudah merupakan index misalnya sepertikamus, index, direktori dan lain-
lain. Informasi tentang tujuan ini juga bisa kita dapatkandari katalog penerbit
yang kadang-kadang kita dapatkan jauh sebelum karyanya sendiriditerbitkan.Juga
bisa kita dapatkan dari jaket buku (lihat contoh pada gambar 5).Informasidari
penerbit ini bisa juga kita gunakan walaupun dengan catatan bahwa tentu
sajainformasinya bisa dikatakan kurang objektif.Hal ini bisa dimengerti karena
penerbitmengeluarkan informasi tersebut dalam rangka mempromosikan
terbitannya.Sasaran pembaca perlu diperhatikan juga dalam penilaian Bahan
Referensi Umum.
Pertanyaan seperti
ditujukan untuk kelompok pembaca mana karya tersebutdikarang/disusun, apakah
untuk kelompok masyarakat akademik atau untuk kelompok orangawam. Atau bisa
juga dari segi kelompok usia misalnya apakah buku tersebut di karangatau
disusun untuk Kelompok anak atau
kelompok orang dewasa. Dari segi profesi,misalnya, apakah buku tersebut
diperuntukkan kepada kelompok pedagang, kelompok ahlihukum, kelompok petani dan
sebagainya.Sebagai contoh perpustakaan perguruan tinggimisalnya, sebaiknya
memiliki bahan referensi umum yang di peruntukkan kepadamasyarakat mahasiswa,
pengajar dan peneliti sesuai dengan masyarakat pengguna potensialjenis
perpustakaan tersebut.Pada gambar 3.4 anda bisa lihat dengan pembaca yang
menjadisasaran dari diterbitkannya buku tersebut.
·
Bentuk serta susunan buku
Selain kriteria yang
sudah disebutkan sebelumnya format merupakan salah satu kriteriapenilaian bahan
pustaka referensi umum yang juga cukup penting.Salah satu bentuk formatyang
sangat penting dalam memilih bahan referensi umum ini ialah susunan isi dari
bahanreferensi.Mengapa?karena susunan isi buku referensi ini menyangkut mudah
atau tidaknyainformasi Bahan Referensi Umum tersebut diakses atau ditelusur.Ada
beberapa petunjuk umum tentang menilai format bahan referensi umum antara
lainadalah:
1.
Sedapat mungkin buku referensi umum
tersebut disusun menurut abjad. Kelebihansusunan seperti ini adalah pengguna
tidak perlu mempelajari sistem organisasi/ susunandari buku referensi tersebut.
2.
Apabila bahan referensi tersebut tidak
disusun menurut abjad maka sedapat mungkinbahwa referensi tersebut disertai
dengan indeks pengarang, subjek dan indeks judul atauModul Sarana Penelusuran
Informasi I85indeks yang melingkupi aspek isi. Sebenarnya walaupun bahan
referensi tersebutdisusun berdasarkan urutan abjad, sebaiknya juga disertai
dengan indeks, khususnyaindeks yang mengacu pada bagian dari informasi dalam
isi bahan referensi umumtersebut.
3.
Sebaiknya bahan referensi tersebut
mempunyai cukup acuan silang yang mengacu padabahan lain dan bukan merupakan
entri yang mati atau berdiri sendiri. Sebagai contohapabila pengguna mencari
kata "manuskrip", pengguna juga diacu pada kata "arsip"
danentri arsip tersebut memang ada pada buku tersebut.
4.
Untuk beberapa karya referensi tertentu
kita harus menggunakan metode lain dalammenilai format buku, khususnya untuk
karya-karya bidang science. Sedapat mungkinklasifikasi karya tersebut
sesederhana mungkin, konsisten dengan susunan yang logis.Apabila klasifikasinya
sulit diikuti dan tidak konsisten maka bisa kita katakan bahwakarya tersebut
tidak memenuhi kriteria dari segi format dan boleh kita coret dari
daftarpilihan kita.
5.
Format fisik haruslah juga diperhatikan.
Bahkan format fisik ini dapat menyebabkan kitamencoret karya tersebut dari
pilihan kita walaupun format isinya memenuhi syarat.Sebagai contoh kita bisa
men"drop" suatu karya walaupun susunan isi karya tersebutsangat
bagus, tetapi kondisi jilidannya sangat jelek. Perlu juga diperhatikan
pemberianjudul dan sub judul. Lampiran- lampiran seperti daftar singkatan,
tipografi atau bentukdan mutu huruf cetakan, simbol-simbol dan acuan silang
haruslah jelas. Beberapa halseperti jeleknya jarak antar baris, jeleknya
kwalitas kertas, kondisi margin mungkinmerupakan salah satu indikator jeleknya
mutu karya tersebut. Illustrasi seperti foto, tabeldiagram dan sebagainya perlu
juga dianalisa. Illustrasi tersebut haruslah baru (current),jelas dan sangat
berhubungan dengan teksnya.
2.2
PENILAIAN BAHAN RUJUKAN
A.
Kamus
Mengadakan
penilaian terhadap kamus tidaklah mudah karena begitu banyak macamkamus dan
begitu banyak penerbit yang menerbitkan kamus.Disamping itu bolehdikatakan
tidak ada kamus yang begitu sempurna diterbitkan orang kecuali apabila bahasadimana
kamusnya tersebut dibuat adalah bahasa yang mati artinya bahasa yang statis
dantidak berkembang lagi.Namun demikian penilaian masih tetap harus dilakukan
denganmelihat kepada kriteria penilaian secara umum.
1.
Otoritas
Penyusun
merupakan faktor pertama yang perlu dipertimbangkan didalam memilih ataumenilai
otoritas dari suatu kamus.Perlu dipertanyakan disini misalnya apakah
penyusunkamus tersebut adalah orang yang memang ahli dan mempunyai reputasi
baik.Didalampenyusunan kamus dua bahasa atau lebih penyusun harus benar-benar
menguasai bahasabahasayang kamusnya disusun.Sebagai contoh penyusun kamus
bahasa Inggris-Indonesiaharus seorang yang ahli dan menguasai Bahasa Inggris
dan Bahasa Indonesia. Oleh karenaitu memeriksa data biografi penyusun, misalnya
untuk mengetahui karir penyusun sertapublikasinya didalam bidang bahasa,
mungkin sangat membantu didalam melakukanpenilaian terha dap otoritas penyusun
tersebut.Selain penyusunnya, faktor lain yang perlu mendapat perha tian didalam
menilai otoritassuatu kamus adalah penerbit kamus tersebut. Penerbit seperti G
& C Company, RandomModul Sarana Penelusuran Informasi I86House, Inc., dapat
dikatagorikan sebagai jaminan mutu dari sebuah kamus. Websters's
NewInternational Dictionary yang diterbitkan oleh G & C Meriam dan The
Random HouseDictionary of the English Language yang diterbitkan oleh Random
House adalah contohdari kamus-kamus bermutu. Selain dua penerbit tersebut
tentunya masih banyak lagi penerbityang mempunyai reputasi cukup bagus seperti
Oxford, Longman dan sebagainya.
2.
Perbendaharaan kata
Perbedaan
kata dapat dianggap sebagai cakupan dari suatu bahan dan jumlah kata atau
entri.Menilai perbedaan kata dari kamus adalah membandingkan jumlah perbendahaan
antarakamus yang satu dengan kamus yang lain tentunya kamus yang dibandingkan
ha ruslah beradadalam katagori atau kelas yang sama. Data jumlah perbendaharaan
kata (vocabulary) atauentri ini biasanya bisa kita dapatkan pada kata pengantar
atau "preface". Berikut ini adalahcontoh yang dikutip dari kata
pengantar sebuah kamus Webster New Collegiate Dictionary:The General
Vocabulary. ...... Since behind the present work are all the vast resources of
theNew International, second edition, containing some 550.000 vocabulary
entries, ........
3.
Kemutakhiran
Sebuah
kamus haruslah tetap dalam keadaan mutakhir hal ini agar supaya kamus
tersebutdapat menjawab kebutuhan pengguna terutama terhadap kata-kata baru.Oleh
karena itusedapat mungkin kita harus memilih edisi terakhir dari sebuah kamus,
Ini dapat kitaperoleh dari verso halaman judul.sebagai contoh apabila pada
verso halaman judultertulis "Copyright" 1966, 1970, 1980, ini berarti
bahwa karya tersebut sebenarnyaditerbitkan pertama kali pada tahun 1966 dan
edisi terakhir adalah tahun 1980.
4.
Format
Seperti
kita ketahui bersama bahwa kamus digunakan untuk mencari arti dari sebuah
kata.Oleh karena itu kamus tersebut akan sering sekali dibuka orang. Dengan
demikian kriteriapertama dalam pilihan berdasarkan format ini haruslah kekuatan
dari kamus tersebut dalam
hal ini adalah
kekuatan penjilidannya. Baik untuk digunakan sendiri, apalagi untukdigunakan
oleh pengguna perpustakaan sebaik nya memilih kamus dengan jilid tebal atauhard
cover.Kamus dengan jilid tipis atau paperback biasanya tidak pernah
berusiapanjang karena jilidannya mudah sekali rusak, terutama bagi kamus dengan
jumlahhalaman yang sangat tebal.Mutu percetakan dan nilai readibilitasnya
(kemudahan untuk dibaca) perlu juga diperhatikankarena ini menyangkut mudah
tidaknya kamus tersebut digunakan.Faktor seperti jarakantar baris, penggunaan
hurup tebal merupakan bagian yang tak boleh dilupakan.Selain ituillustrasi juga
tak kalah pentingnya (lihat contoh ilustrasi pada gambar 6).Perha tikan
apakahillustrasi tersebut membantu memperjelas arti suatu kata, perhatikan juga
penempatanillustrasi tersebut.Penempatan illustrasi yang jauh dari entri yang
diterangkan justrumembingungkan pemakai.
B.
Penilaian Ensiklopedia
Dalam melakukan penilaian terhadap ensiklopedi pustakawan
sesungguhnya bisamelakukannya sehari-hari yaitu pada saat ensiklopedi tersebut
digunakan untuk mencariinformasi. Beberapa kriteria yang bisa digunakan dalam
penilaian tersebut adalah : ruanglingkup, otoritas dan gaya penulisan;
kemutakhiran; objektifitas; format, susunan dan entri;indeks.
1.
Ruang Lingkup
Sesuai dengan namanya ensiklopedi umumnya mempunyai ruang lingkup
bahasan yangcukup luas terutama ensiklopedi umum.Dalam menilai ruang lingkup
ensiklopedi kita harusmelihat dari dua sisi penilaian yaitu dari sisi tingkatan
umur dan dari sisi penekanan materi.Dari sisi umur kita dapat meli hat apakah
ensiklopedi tersebut untuk tingkatan anak-anakataukah untuk orang dewasa. Kalau
untuk anak-anak kita juga harus perhatikan apakahpembacanya bisa mengerti isi dari
ensiklopedi tersebut atau dengan kata lain apakahpenyajian dan bahasanya sesuai
dengan tingkatan usia pembacanya. Dari sisi penekanan isikita bisa melihat
kearah mana orientasi isi ensiklopedi tersebut dan sedapat mungkindisesuaikan
dengan kebutuhan pemakai.Ensiklopedi Americana misalnya mempunyaipenekanan isi
kepada Amerika. Kalau kita perhatikan entri yang membahas tentang Amerikadan
segala sesuatuyang berhubungan dengan Amerika sangat detail dan panjang.
Membandingkan entri yangsama pada dua ensiklopedi atau lebih sangat membantu
dalam melakukan penilaianpenekanan isi dari suatu ensiklopedi.
2.
Otoritas
Barangkali otoritas merupakan kriteria yang paling penting di
dalam penilaian ensiklopedi.Apabila sebuah ensiklopedi sudah memiliki otoritas
maka penilaian berikutnya terhadapseperti kemutakhiran, ketepatan dan tujuan
bisa dilakukan.Kontributor atau penyumbang naskah dan penerbit merupakan unsur
yang palingmenentukan dalam penilaian otoritas ensiklopedi.Nama-nama pakar yang
tertulis di dalamdaftar penyumbang naskah (kontributor) adalah merupakan
jaminan otoritas sebuahensiklopedi. Untuk mengetahuinya kita dapat melakukan
suatu tes singkat seperti :
ü Mengenali
nama-nama yang ada dalam daftar sebagai nama yang terkenalkhususnya di dalam
suatu bidang ilmu tertentu dan dalam periode waktu tertentu,terutama dalam
waktu-waktu terakhir. Misalnya saja kita mengenali nama Prof. AndiHakim
Nasoetion sebagai konstributor artikel bidang matematika dan statistika.
ü Mengenali
bidang yang sudah kita kenal dan mencocokkannya dengan daftarkontributor.
Periksa apakah bidang kita sudah terwakili oleh seorang kontributorterkenal
yang kita ketahui/kenali.
ü Memeriksa
apakah kualifikasi kontributor sesuai dengan artikel yang ditulis. Contoh:
seorang ahli matematika dan statistika seperti Prof. Andi Hakim
Nasoetiondikatakan dapat dijadikan jaminan kualitas sebuah ensiklopedi apabila
dia menjadikontributor bidang matematika dan statistika, tetapi belum tentu
atau tidak bisadijadikan jaminan mutu otoritas apabila dia menulis artikel bidang
keahlian lainmisalnya dia menulis dan menyumbangkan naskahnya dalam bidang
ilmuperpustakaan.
3.
Gaya Penulisan
Kalau kita perhatikan gaya penulisan ensiklopedi umum, sebenarnya
tidak ada ensiklopediumum yang cocok untuk kelompok pemakai dengan tingkatan
ilmuwan ahli atau "expert".Hal ini dapat dimengerti karena sesuai
dengan nama nya yang bersifat umum sehinggainformasinyapun disajikan dalam
bentuk yang mudah dibaca oleh masyarakat umum. Didalam penyusunan ensiklopedi
biasanya penerbit meminta menulis artikel kepadapenyumbang naskah atau
kontributor dengan standard penulisan tertentu. Kemudian naskahtersebut
disunting oleh kelompok penyunting naskah dengan gaya penulisan yangdisesuaikan
dengan sasaran pembaca ensiklopedi tersebut. Sebagai contoh, kalau ensiklopeditersebut
akan diterbitkan untuk kelompok usia anak-anak, maka gaya penulisannyapun
akandisesuaikan sehingga dapat dimengerti oleh anak-anak. Oleh karena itu di
dalam menilaigaya penulisan suatu ensiklopedi sangat erat kaitannya dengan
pengguna perpustakaan kita.
4.
Kemutakhiran dan
revisi
Dalam menilai kemutakhiran sebuah ensiklopedi yang kita lihat
adalah kemutakhiranrelatif, sebab biasanya jangka waktu revisi sebuah
ensiklopedi sangat la ma. Sebagai contohedisi ke 14 Encyclopedia Britannica
yang diterbitkan tahun 1929 baru direvisi sesudah lebihdari 40 tahun dan edisi
berikutnya yaitu edisi ke 15 terbit pada tahun 1974. Oleh karena itukurang
bijaksana kalau menjadikan tahun terbit sebuah ensiklopedi sebagai dasar
penilaiankemuthakiran sebuah ensiklopedi.Untuk menjaga kemutakhiran isi dari
sebuah ensiklopedibiasanya penerbitnya menerbitkan buku tahunan ensiklopedi
tersebut yang berisi informasibaru yang belum ada pada ensiklopedi
tersebut.Kita juga bisa mengetahui kemutakhiran ensiklopedi dengan memperhatikan
informasitentang subyek, tempat dan juga beberapa beberapa hal seperti tokoh
dsb. Illustrasi jugadapat dijadikan indikator tentang kemutakhiran isi
ensiklopedi, misalnya rancang bangunmobil dan pesawat terbang, model baju, gaya
potret dan sebagainya menunjukkan kemutakhiransuatu ensiklopedi.
5.
Objektifitas
Objektifitas dari suatu ensiklopedi ini penting kita lihat dan
nilai mengingat bahwa informasiyang diberikan oleh ensiklopedi ini adalah
informasi yang bersifat dasar dan umummengenai suatu objek.Sebagai contoh kita
bisa perhatikan misalnya bagaimana suatuensiklopedi yang diterbitkan oleh
negara kapitalis seperti Amerika dan Inggris menulis tentang ideologi
sosialis.Begitu juga pandangan mereka tentang negara-negaraberkembang.
Objektifitas ini menjadi sangat penting apabila dikaitkan dengan artikeltentang
negara kita sendiri, karena informasi yang tidak objektif tentang negara kita,
terutamayang memojokkan dan menjelekkan negara kita akan merugikan dan
meresahkan kita. Sebaiknyaensiklopedi yang demikian tidak kita pilih menjadi
koleksi Bahan Referensi Umumperpustakaan kita.
6.
Susunan Entri
Kamus dan ensiklopedi umumnya disusun menurut urutan abjad dan
dilengkapi denganacuan silang yang lengkap.Oleh karena itu sesuatu yang disusun
menurut urutan abjaddapat pula dikatakan sebagai susunan kamus atau susunan
ensiklopedi.Hampir semuaensiklopedi umum mengikuti tata susunan ini dan umumnya
pengguna sangat terbiasadengan susunan demikian.
7.
Indeks
Susunan menurut abjad hanya dapat membantu pengguna mencari topik
yang diperlukanapabila topik tersebut kebetulan menjadi kepala entri.Oleh
karena itu walaupun suatu ensiklopediumum disusun menurut abjad keberadaan
indeks mutlak diperlukan terutama untukmemberikan informasi lokasi bagi topik
yang ada di dalam suatu entri.Topik yang adadalam suatu entri tidak dapat
didekati dari susunan ensiklopedi karena topik tersebut bukansebagai kepala
entri.Jadi keberadaan indeks ini sangat membantu pengguna untuk
mencariinformasi lokasi topik terutama bagi topik yang sangat spesifik.
8.
Format
Dalam menilai format ensiklopedi ini kita harus melihat ukuran
ensiklopedi, mutu huruf,ilustrasi, penjilidan dan sebagainya. Ilustrasi seperti
foto, diagram, peta dan gambarbiasanya sangat membantu kita dalam membaca suatu
informasi. Oleh karena ituensiklopedi dengan ilustrasi yang baik akan menjadi
pertimbangan kita dalam memilihkoleksi ensiklopedi. Ilustrasi ini juga dapat
membantu kita dalam menilai kemutakhiraninformasi ensiklopedi.Mutu pencetakan
ilustrasi juga perlu diperhatikan.Jangan sampai adanya ilustrasi ini
justrumengganggu karena jeleknya mutu pencetakan ilustrasi.Mutu pencetakan ini
sangat eratkaitannya dengan mutu kertas yang digunakan oleh ensiklopedi
tersebut.Ukuran volume ensiklopedi perlu dipertimbangkan.Misalnya apakah
ukurannya terlalu besardan tebal sehingga menyulitkan pengguna dalam mencari
informasi di dalamnya.Karenabiasanya ensiklopedi umum berukuran tebal maka
perlu juga diperhatikan apakahensiklopedi tersebut mudah dibuka artinya apabila
dibuka halaman ensiklopedi tersebutdapat terlihat semua tanpa harus menekan
bagian tengah halaman ensiklopedi tersebut.Dari segi penjilidan ensiklopedi
harus mampu dan kuat dengan kondisi penggunaandiperpustakaan dimana buku ini
akan digunakan oleh banyak orang.Selain itu mutu dan bentuk atau jenis huruf
yang digunakan perlu mendapat perhatian.Inisangat menentukan dalam menilai mutu
"readability" dari ensiklopedi.Jarak antar huruf,jarak antar baris
dan jarak antar kolom juga perlu diperhatikan dalam menentukan mutupencetakan.
C. Penilaian Katalog, Bibliografi,
Indeks Dan Abstrak
Katalog, bibliografi, indeks, dan abstrak merupakan kelompok
penerbitan dengan ciri-ciri yang hampir sama. Keempat jenis penerbitan tersebut
merupakan penerbitan sekunder yangjuga merupakan alat kontrol penerbitan primer.
Oleh karena itu penerbitan tersebutmemiliki kriteria penilaian yang kurang
lebih sama. Pada saat sekarang ini bentuk daripenerbitan tersebut tidak hanya
dalam bentuk tercetak saja melainkan juga dalam bentukmikro dan juga dalam
bentuk pita magnetik (magne tik tape) dan/ atau disk dan bahkan dalambentuk
compact disk. Semua bentuk penerbitan tersebut perlu dianalisa dengan
sebaikbaiknyaapabila kita hendak mengkoleksi jenis-jenis koleksi tersebut.Di
dalam melakukan penilaian terbitan tersebut kita dapat melihatinformasi yang
terdapat pada kata pengantar dan pendahuluan.Walaupun demikian katapengantar
dan pendahuluan tidak selalu dapat digunakan sebagai sumber informasi
dalammelakukan penilaian.Namun dari sumber tersebut paling tidak kita bisa
menduga-duga danmelakukan penilaian tentang isi dari suatu terbitan tersebut
misalnya ruang lingkup isiterbitan; susunan isi dari terbitan tersebut; kita
juga bisa mendapatkan informasi tentangsingkatan-singkatan yang digunakan,
tajuk subyek yang digunakan dan sebagainya. Berikutadalah beberapa hal yang
perlu dianalisa didalam melakukan penilaian bahan referensiumum jenis katalog,
bibliografi, indeks dan abstrak:
1.
Penerbit
Seperti sudah dijelaskan di atas bahwa biasanya penerbit yang baik
akan selalu menerbitkanterbitan-terbitan yang bermutu tinggi. Sebagai contoh
dapat diambil penerbit H.W. WilsonCompany.Banyak sekali terbitan sekunder
seperti indeks yang diterbitkan oleh penerbittersebut.Penerbit ini mempunyai
reputasi yang sangat baik dalam memproduksi terbitanyang mudah diakses atau
digunakan, mempunyai indeks yang sangat akurat dansebagainya.Di dalam penilaian
kedalaman indeks, orang masih banyak mempertentangkan.Biasanya makin dalam
suatu indeks dibuat atau dengan kata lain makin tinggi derajatspesifikasinya
makin sulit indeks tersebut digunakan atau semakin tinggi derajat
kesulitanindeks tersebut.Dalam menilai penerbit ini apabila perlu pustakawan
meminta informasi dari para pakar danpustakawan lain yang lebih berpengalaman
dan mempunyai pengetahuan tentang bidangtersebut dan mungkin sering melakukan
review terhadap terbitan-terbitan semacam ini.Walaupun penerbit ini dijadikan
salah satu kriteria penilaian Bahan Referensi Umum jeniskatalog, bibliografi,
indeks dan abstrak, hendaknya kita jangan terjebak untuk berpegangkepada
"kehebatan" atau reputasi penerbit tersebut. Hal ini karena banyak
terbitan jenis inidipublikasikan oleh penerbit-penerbit non-komersial yang
mungkin tidak seterkenal penerbitkomersial.Contohnya katalog atau bibliografi
atau indek yang diterbitkan oleh sebuahlembaga penelitian. Terbitan seperti
Katalog Induk Majalah 1984 yang diterbitkan oleh PusatDokumentasi dan Informasi
Ilmiah atau Indeks Berita Artikel dan Surat Kabar terbitanPerpustakaan Nasional
mungkin kurang memenuhi syarat otoritas penerbit, namun tidakdapat disangkal
lagi bahwa isi dari terbitan tersebut sangat berguna bagi pemakai
khususnyauntuk pemakai perpustakaan di Indonesia.
2.
Ruang Lingkup
Penilaian terhadap ruang lingkup ini sangat penting terutama
terhadap indeks dan abstrak.Baik pemakai maupun pustakawan tidak akan
menggunakan indeks dan abstrak yang sudahjelas-jelas ruang lingkupnya diluar
bidang ilmu dan jurnal yang ia perlukan. Penilaian ruanglingkup ini perlu
memperhatikan (1) jumlah dan jenis jurnal yang diindeks terutama, apakahjumlah
jurnal yang diindeks memenuhi kebutuhan dalam bidang ilmu tersebut dan
apakahjudul- judul tersebut dapat mewakili bidang ilmu yang dibutuhkan; (2)
perlu juga diperhatikanapakah bahan-bahan lain yang tidak termasuk jurnal
dimasukkan dalam terbitan ini. Dengankata lain apakah isi terbitan ini mencakup
juga artikel atau terbitan yang berasal darilaporan, buku, monograf dan
sebagainya. Ini penting, karena pada hakekatnya informasiyang dicari oleh
pemakai adalah informasi tentang topik tertentu didalam suatu bidang
ilmutertentu tanpa melihat bentuk atau jenis terbitan yang memuat informasi
tersebut.
3.
Duplikasi dan
Kesenjangan
Pada saat sekarang ini banyak sekali terbitan sekunder, oleh
karena itu kita harus ekstrahati-hati dalam melakukan penilaian tentang
duplikasi ini sebab salah-salah kita membelidua atau lebih terbitan yang
sebetulnya berisi informasi yang sama. Hal ini mungkin sedikitsekali terjadi
pada masa tahun sebelum tahun 1970an dimana jumlah terbitan sekunder
tidaksebanyak sekarang.Oleh karena itu pustakawan harus membandingkan dan
menganalisaseberapa besar duplikasi entri antara terbitan satu dengan yang
lainnya.
4.
Derajat Kedalaman
Pengindeksan
Derajat kedalaman pengindeksan perlu di analisa terutama untuk
indeks dan abstrak.Semakin tinggi derajat pengindeksan dari suatu terbitan
sekunder semakin maksimuminformasi yang diberikan oleh terbitan tersebut.Hal
ini disebabkan karena semakin banyakpilihan titik temu yang disajikan oleh
terbitan tersebut yaitu dari yang paling spesifiksampai ke yang paling
luas.Yang menjadi masalah disini adalah seberapa jauh ukurankedalaman suatu
pengindeksan itu dapat dikatakan sebagai pengindeksan yang mendalamatau
dangkal.Bahkan dikalangan ahli perpustakaan sendiri hal ini masih menjadi
bahandiskusi.
5.
Kemutakhiran
Frekuensi terbitan dapat dijadikan salah satu indikator dari
kemutakhiran suatu terbitanpublikasi sekunder seperti katalog, bibliografi,
indeks dan abstrak.Semakin sering frekuensiterbitnya dan semakin pendek
waktu/kala terbitnya, maka terbitan tersebut dapatdiperkirakan berisi informasi
bibliografi yang paling mutakhir.Walaupun frekuensi terbitan dapat dijadikan
indikator kemutakhiran, tetapi hal ini bukanmerupakan satu-satunya ukuran,
karena ada faktor lain yang ikut menentukan kemutakhiraninformasi yang
disajikan oleh suatu terbitan sekunder. Faktor tersebut adalah tenggangwaktu
antara terbitan primernya dipublikasikan dan publikasi sekunder yang
memuatinformasi bibliografis terbitan primer tersebut.Tentu saja hal ini dapat
kita mengerti karenauntuk menerbitkan publikasi sekunder penerbit harus
mengumpulkan data terbitan primer.Contoh tenggang waktu ini dapat kita lihat
pada terbitan The New York Times Index.Terbitan ini memuat informasi
bibliografis artikel yang ada di The New York Times yangterbit dua atau tiga
bulan sebelumnya.Faktor lain yang ikut menentukan kemutakhiran adalah tenggang
waktu antara publikasitersebut diterbitkan dan ketersediannya di perpustakaan.
Ini dapat kita mengerti karenapengiriman dari penerbit ke perpustakaan
memerlukan waktu beberapa minggu. Bahkanuntuk kondisi Indonesia bisa memakan
waktu berbulan-bulan bila kita memb eli dari luarnegeri. Dalam melakukan
penilaian terhadap indeks dan abstrak perlu juga diperhatikanapakah ada indeks
kumulasinya, yaitu indeks yang mencakup beberapa terbitan sekaligus,dan
frekuensi kumulasinya juga perlu diperhatikan, misalnya apakah kumulasinya
adalahbulanan, tiga bulanan, tengah tahunan dan sebagainya. Juga apakah ada
indeks kumulasi tahunannya. Indeks kumulasi ini penting terutama dalam penelusuran
surut ataupenelusuran "retrospective"
6.
Format
Dalam memilih format yang perlu
diperhatikan antara lain adalah:
ü Derajat
kesulitan didalam menggunakan bahan referensi jenis ini berdasarkan susunannya
ü Bagaimana
susunan entrinya. Apakah disusun menurut abjad, subjek atau menurut susunanyang
lain. Perlu pula diperhatikan apakah dilengkapi dengan indeks baik
pengarang,judul, subyek maupun indeks lain seperti komoditi dan sebagainya.
ü Kemudahan
membacanya atau readabilitasnya, mengingat sekarang banyak indeksyang dicetak
langsung dari komputer sebagai output dari data base, terutama bagi
terbitanyang tercetak dengan pencetak dot matriks atau dot matrix printer.
ü Kelengkapan
informasi bibliografis. Misalnya apakah informasi bibliografis tersebutcukup lengkap
untuk mengidentifitaskasi bahan dan dapat memberikan informasi tempatterbitan
aslinya (dokumen primernya) dapat diperoleh.
ü Ketepatan
(accuracy) dari informasi bibliografis
7.
Tajuk subyek
Banyak terbitan sekunder yang menggunakan tajuk subyek LC (Library
of congres) atauSears.Tetapi tidak sedikit pula yang mengembangkan tajuk subyek
sendiri sepertipenggunaan kata kunci dari judul.Terlepas dari sistem atau
standard yang digunakan, kitaharus melihat adanya acuan silang antara istilah
atau kata yang digunakan pada indeks.Acuan silang yang dimaksud disini adalah
acuan "lihat" atau "see" dan "lihat juga" atau
"seealso".
8.
Deskripsi
Khusus untuk majalah abstrak perlu ditambahkan faktor apakah
abstrak tersebutmemberikan informasi tentang isi dokumen. Hal ini penting
terutama apabila diperpustakaan kita tidak cukup banyak koleksi jurnal primer,
sehingga dengan informasi isiyang jelas dari suatu abstrak, pemakai dapat
memutuskan apakah dia akan meminta dokumenaslinya atau tidak, baik melalui
pinjam antar perpustakaan ataupun melalui pelayanan "silanglayan".
D.
Penilaian Sumber Biografi
Dalam melakukan penilaian sumber-sumber biografi yang paling
penting adalah bagaimana kita bisa mengetahui bahwa sumber biografi tersebut
merupakan sumber biografi yang bisa diandalkan dan dapat dipercaya.Untuk
melakukan penilaian sumber biografi ini kita harus melakukan suatu tes, atau
pengujian terhadap sumber biografi tersebut.
1.
Otoritas
Dalam penilaian otoritas sumber biografi ini kita harus mengajukan
pertanyaan sepertisiapa yang menulis biografi tersebut.Biasanya entri-entri
sumber biografi tersebut disusunberdasarkan kuisioner yang dibagikan kepada
yang bersangkutan.Nah, dalam mengisikuisioner tersebut sering orang yang
bersangkutan berlebihan atau dibesar-besarkan ataumungkin dia terlalu merendah
sehingga informasi yang didapatkan oleh penyusun tidakakurat atau bias. Dalam
hal data, pengumpulan data pribadi dari subyek atau orang yang akandijadikan
entri dalam sumber biografi sangat bergantung kepada kejujuran orang yangbersangkutan.
Selain itu penyusunnya atau penyuntingnya sendiri perlu diperhatikan apakahia
seorang yang berkompeten di dalam penyusunan suatu sumber
biografi.Membandingkan entri yang sama dalam dua atau lebih sumber biografi
sangat perlu untukmengetahui seberapa jauh adanya perbedaan informasi tersebut.
Apabila ada perbedaan yangsangat serius maka kita bisa menggunakan sarana lain
untuk mendapatkan informasi yanglebih akurat a.l. seperti surat kabar, artikel
tentang seseorang, contemporary biographies, danlain-lain. Bahkan mungkin kita
bisa menanyakan informa si tersebut kepada keluarga dekatatau kawan dekat orang
yang bersangkutan.Meneliti judul sumber-sumber biografi pada terbitan seperti
Guide to Reference Material(seperti karangan Sheehy atau Walford); American
Reference Book Annual; timbanganbuku yang terdapat pada jurnal ilmiah atau
profesi, sangat membantu kita didalammelakukan penilaian sumber
biografi.Penerbit juga harus diperhatikan di dalam penilaian sumber ini untuk
menentukan otoritasterbitan.Penerbit yang baik seperti H.W. Wilson Company;
Marquis Who's Who Inc.; G & CMerriam Company; Chamber, merupakan jaminan
mutu otoritas suatu sumber biografi.
2.
Panjang entri
Panjang entri ini tergantung kepada tujuan dan ruang lingkup
karya.Data atau entri padawho's who misalnya, biasanya lebih pendek dari
biographical dictionary.Penilaian berdasarkanpanjang entri ini harus
disesuaikan dengan kebutuhan pengguna perpustakaan kita.
3.
Seleksi
Yang dimaksud seleksi disini adalah seleksi nama yang akan
dimasukkan kedalam sumberbiografi. Seleksi ini nantinya akan menentukan ruang
lingkup sumber biografi tersebut.Misalnya seleksi tersebut didasarkan pada
profesi atau subyek dan sebagainya. Contoh:produk sumber biografi terseleksi
berdasarkan kelompok tertentu, misalnya American menand women of science, untuk
bidang science; World Authors memuat biografi daripenulis-penulis di dunia.
Banyak lagi yang bisa dibuat contoh seperti Who's Who in TheUnited Nations,
Who's Who in Golf; Who's Who in Indone sia dan sebagainya.
4.
Hal-hal lain
Yang dimaksud dengan hal- hal lain disini adalah penilaian dari
segi lain antara lainmisalnya apakah dalam sumber biografi tersebut ada foto?
Apakah ada bibliografi baiktulisannya maupun tulisan tentang dia sendiri dan
sebagai entri dari sumber biografi tersebut.Indeks dari terbitan sumber
biografi ini perlu diperhatikan, misalnya apakah ada acuansilangnya dsb.Pada
karya karya yang di susun secara kronologis seperti kejadian, tanggallahir dan
sebagainya perlu juga diakses menurut urutan abjad.Oleh karena itu indeks
yangdisusun menurut abjad sangat perlu pada sumber biografi yang disusun
berdasarkan urutankronologis.
E.
Penilaian Sumber Geografi
Penilaian terhadap sumber geografi tidak mudah kita lakukan sebab
beberapa sumbergeografi semacam peta dan atlas tidak begitu kita kenal dengan
baik, khususnya dari segipenyusunannya atau pembuatannya. Walaupun demikian
masih ada beberapa kriteria yang bisa dijadikan patokan dalam melakukan
penilaian terhadap sumber geografi ini antara lainadalah: kemutakhiran; Skala;
dan indeks.
1.
Kemutakhiran
Kemutakhiran dapat dijadikan salah satu kriteria dalam penilaian
karena kita tahu bahwabeberapa data yang terdapat dalam peta maupun atlas
seperti nama tempat serta batas wilayahsering berubah, khususnya di
negara-negara yang baru merdeka. Kemutakhiran ini pentingkarena menyangkut
ketepatan data dan fakta yang akan digunakan oleh pengguna.Di bidang politik
misalnya penggunaan karya ini salah satunya berhubungan dengan
batasbatasnegara.Suatu batas negara bisa berubah disebabkan oleh perubahan
politik danperubahan waktu.Sebagai contoh misalnya perubahan batas negara pada
peta Indonesia daripra-integrasi Timor Timur dan pasca-integrasi Timor Timur.
Dengan demikian apabilaperpustakaan akan mengkoleksi peta Indonesia hendaknya
memilih peta yang diterbitkanpada periode sesudah integrasi Timor Timur
sehingga peta tersebut dapat memberikaninformasi yang benar, dalam hal ini
terutama tentang wilayah Indonesia. Informasikemutakhiran ini bisa kita lihat
pada hak cipta yang biasanya tercetak pada belakang halamanjudul (verso); dan
tahun revisi.
2.
Skala
Peta biasanya disajikan dalam skala.Peta yang sangat rinci
biasanya memiliki skala yangbesar.Keterangan skala ini biasanya terdapat pada
bagian bawah dari suatu peta, dandinyatakan dengan garis yang menunjukkan jarak
kilometer atau mil atau kedua-duanya.Cara lain yang menyatakan skala adalah
perbandingannya satu sentimeter atau satu incidengan puluhan atau ratusan
bahkan ribuan atau jutaan sentimeter atau inci. Dalammenilai peta atau atlas
dari segi skala ini kita harus menyesuaikannya dengan kebutuhanpemakai.
F.
Penilaian Buku Petunjuk
Beberapa buku petunjuk mempunyai ruang lingkup atau cakupan yang
sempit. Contohmisalnya Buku Telepon kota Bogor dan sebagainya. Tentu saja ada
buku petunjuk yangsifatnya umum seperti pada buku petunjuk perdagangan dan
sebagainya.Sebagai contohdapat kita ambil Kelly's Manufactures and Marchant's
Directory.Di dalam menilai buku petunjuk ini dapat menggunakan kriteria
penilaian umum sepertiOtoritas, Ruang Lingkup, Susunan Entri dan akhirnya
Format.
1.
Otoritas
Biasanya dalam menilai otoritas buku petunjuk kita dapat
menggunakan penerbit sebagaisalah satu indikator mutu atau kualitas buku
petunjuk. Pada umumnya penerbit yang baikakan menerbitkan buku-buku yang baik
serta berkualitas baik. Oleh karena itu hendaknyakita dapat memilih buku
petunjuk yang diterbitkan oleh penerbit-penerbit terkenal baikyang komersial
maupun yang non-komersial.Selain itu penyunting atau editor buku petunjukperlu
pula mendapat perhatian didalam penilaian otoritas buku petunjuk ini.
Menggunakanalat bantu seperti Guide to Reference Materials akan banyak membantu
kita dalam menilaiotoritas buku petunjuk
2.
Ruang Lingkup
atau Cakupan Isi
Dalam memilih buku petunjuk kita harus menyesuaikan cakupan isi
dengan kebutuhanpemakai, terutama buku petunjuk yang sifatnya
spesifik.Sedangkan buku petunjuk yangsifatnya umum seperti buku telepon dan
sebagainya perlu disesuaikan kegunaannya baikbagi pengguna perpustakaan maupun
bagi petugas perpustakaan sendiri.Cakupan isi inibiasanya dapat segera terlihat
dari judul. Sebagai contoh misalnya Kompass: Register ofBritish Industry and
Commerce; Thomas Register of American Manufacturers; DirektoriPerdagangan
Indonesia; dan sebagainya. Selain judul kita dapat juga mencari
informasicakupan isi dari kata pengantar, pendahuluan, jaket buku atau
penuntun/petunjukpenggunaan buku tersebut.
3.
Tujuan
Seperti pada cakupan isi tujuan penulisan buku petunjuk dapat
diketahui segera denganmembaca judulnya.Misalnya Direktori Perdagangan
Indonesia adalah untuk pengguna yangberkepentingan dengan perdagangan terutama
yang berhubungan dengan Indonesia. Informasi
ini dapat juga
diperoleh dari pendahuluan.
4.
Format dan
Susunan Entri
Format fisik perlu diperhatikan terutama kualitas pencetakan,
kertas, dan penjilidan, sebabbiasanya buku petunjuk ini digunakan oleh banyak
orang dan sering dibuka.Readabilitas(kemudahan untuk dibaca) juga perlu
diperhatikan sehingga tidak menyulitkan pengguna.Susunan entri sangat
penting.Susunan menurut abjad mungkin sangat membantu penggunakarena mereka
tidak perlu belajar lagi tentang bagaimana menggunakan buku
petunjuktersebut.Indeks sangat diperlukan terutama bagi buku petunjuk yang
disusun tidak menurutabjad, misalnya disusun secara krono logis atau menurut
komoditi dan susuna n lainnya.
G.
Penilaian Sumber Statistik
Sumber-sumber statistik umumnya banyak diperlukan orang didalam
untuk melengkapisuatu laporan, dijadikan dasar suatu kebijakan dan perencanaan,
latar belakang sebuahpenelitian dan untuk keperluan lain. Sering data statistik
tersebut dijadikan sebagailandasan untuk pengambilan keputusan atau
kesimpulan.Oleh karena itu data yangterkandung dalam buku statistik haruslah
dapat dijamin ketepatannya dan kemutakhirannya.Untuk itu koleksi sumber-sumber
statistik tersebut harus dinilai agar dapat memenuhikebutuhan pengguna
perpustakaan kita. Beberapa kriteria penilaian sumber statistik
adalah:otoritas, ruang lingkup, ketepatan dan kemutakhiran data, sasaran serta
format dankelengkapan fisik.
1.
Otoritas
Sebagaimana bahan referensi lainnya maka otoritas dari sumber
statistik ini perlu dinilai.Misalnya Badan yang menerbitkan/ mengeluarkan buku
statistik tersebut haruslah badanyang mempunyai kewenangan didalam mengeluarkan
data statistik.Sebagai contoh misalnyaBiro Pusat Statistik di Indonesia adalah
badan yang punya keweangan untuk mengeluarkandata statistik untuk Indonesia.
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup ini perlu dianalisa dan dinilai sehubungan dengan
banyaknya macam-macamsumber statistik yang diterbitkan.Oleh karena itu koleksi
statistik perpustakaan kita haruslahdisesuaikan dengan kebutuhan pengguna
perpustakaan. Sebagai contoh misalnya kita perlupertanyakan apakah sebuah
perpustakaan pertanian memerlukan statistik bongkar muat
3.
Ketepatan dan
Kemutakhiran Data
Ketepatan data sangat penting bagi statistik karena apabila data
yang disajikan kurang tepatmaka kesimpulan ataupun keputusan yang diambil dan
didasarkan kepada data tersebut tidakakan tepat dan bahkan mungkin data
tersebut malah menyesatkan. Oleh karena itu ketepatandata tersebut haruslah
kita uji. Cara menguji ketepatan data tersebut misalnya denganmembandingkannya
dengan data yang sama dari publikasi lain seperti dengan data yangdimuat pada
surat kabar harian dan majalah dan lain- lain.
4.
Format dan
Kelengkapan Fisik
Format fisik perlu diperhatikan terutama kualitas pencetakan,
kualitas kertas dan lay outatau perwajahan dari terbitan tersebut serta
penjilidan. Kualitas pencetakan perludiperhatikan sebab menyangkut kemudahan
pembacaan data pada terbitan tersebut.Ukuranhuruf yang terlalu kecil misalnya
menyebabkan data tersebut sulit dibaca.Tabel yangterlalu rumit juga sulit
dibaca sehingga perlu dipertimbangkan.Kelengkapan buku statistikseperti indek dan
sebagainya sangat berguna untuk kemudahan penggunaan buku ini.
H.
Penilaian Buku Pegangan/Pedoman
Hampir semua buku pegangan/pedoman mempunyai ciri yang sama ya itu
mempunyai ruanglingkup yang sempit. Atau dengan kata lain hampir semua buku
pegangan/pedomanmemuat informasi tentang hal-hal yang sangat spesifik. Jumlah
terbitan ini setiaptahunnya hampir tak terhitung karena banyaknya.Oleh karena
itu didalam mengkoleksi bukupegangan/pedoman ini kita harus melakukan seleksi
agar kita tidak sekedar mengumpulkansemacam koleksi sampah dimana koleksi
tersebut hanya membuat rak perpustakaanmenjadi penuh tetapi tidak ada orang
yang menggunakan. Kriteria yang bisa kita gunakanuntuk memilih karya standar
dalam buku pegangan/pedoman adalah: otoritas, tujuan sertapenilaian fisik.
1.
Otoritas
Seperti halnya karya-karya referensi umum yang lain, dalam menilai
otoritas bukupegangan/pedoman ini kita harus melihat siapa yang menjadi
penyusun dan/ataupenyunting buku tersebut. Apakah ia seorang yang sangat
terkenal dan mempunyaiwewenang ilmiah di bidangnya. Kriteria penilaian ini
terutama ditujukan kepada bukupegangan/pedoman yang bersifat ilmiah atau
Scientific Handbooks misalnya. Selainpengarang/penyusun atau penyunting,
penerbitnyapun akan menjadi indikator mutu otoritasdari suatu buku petunjuk. G
& C Merriam atau Funk and Wagnal atau H.W. WilsonCompany misalnya sangat
terkenal menerbitkan karya-karya referensi umum yang bermutu.Selain itu masih
masih banyak penerbit yang bisa dijadikan jaminan mutu suatu terbitan semacam
buku pedoman/pegangan ini.Buku Guide to Reference Materials dari sheehymaupun
Walford sangat membantu dalam melakukan penilaian terbitan ini.
2. Tujuan
Umumnya tujuan pedoman/pegangan adalah sebagai ready reference
untuk suatu bidang atauilmu pengetahuan tertentu.Umumnya buku petunjuk ini
memuat informasi lebih kearahilmu pengetahuan yang sudah mapan dan bukan lebih
ke arah informasi mutakhir.Walaupun demikian
buku pegangan/pedomanyang kedaluarsa mungkin kurang atau tidak ada gunanya
untuk terus disimpan. Oleh karenaitu dalam melakukan penilaian dari segi tuj
uan ini harus disesuaikan dengan penggunapotensial perpustakaan kita, jangan
sampai kita mengkoleksi buku-buku petunjuk yang tidakada gunanya bagi pengguna
perpustakaan kita.Sebagai contoh, kurang bijaksana suatuperpustakaan apabila
misalnya masih mengkoleksi buku pedoman/pegangan mengenaipenggunaan kalkulator
generasi pertama disaat penggunaan kalkulator sangat canggih sertapenggunaan
komputer sudah mewabah seperti sekarang ini.
3. Format Fisik
Seperti halnya jenis bahan referensi yang lain buku pegangan/
pedoman ini digunakansebagai alat konsultasi sehingga seringkali dibuka dan
ditutup. Oleh karena itu kekuatanpenjilidannya harus benar-benar terjamin.
Selain jilidannya yang harus kuat, buku tersebutharus dengan mudah dapat
dibuka, artinya apabila buku tersebut dibuka, maka bukutersebut harus benar
benar terbuka dengan sempurna tanpa harus menekan bagian dalamatau tengah jilid
buku tersebut. Sebaiknya dipilih buku pegangan/pedoman dengan jilid tebalatau "hardcover"
terutama buku pegangan/pedoman dengan jumlah halaman yang sangattebal.
Keberadaan
indeks sangat penting untuk diperhatikan, karena indeks ini adalah alat
penunjukterhadap isi buku ini, terutama terhadap topik yang sangat spesifik.
Kita juga perlumemperhatikan mutu pencetakan, mutu kertas dan sebagainya yang
erat kaitannya dengankemudahan buku tersebut dibaca.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penilaian bahan rujukan ditujukan
untuk menjaga agar koleksi tetap dalam keadaan upto-date, serta terjamin
mutunya. Dalam menjaga agar mutu koleksi bahan rujukan tetap terjamin,harus
memperhitungkan otoritas ruang lingkup isi, tujuan penulisan buku, bentuk serta
susunan buku (fprmat), dan setiap tujuan penulisan bahan rujukan mempunyai
kriteria – kriteria penilaian tersendiri.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan
kita sebagai calon pustakawan dapat lebih baik dalam memberikan informasi bagi
pemustaka yang nantinya akan lebih menuntut informasi yang selalu terperbarui,
dan pustakawan diharapkan tetap menjaga
relevansi dari informasi itu sendiri , mengingat semakin pesatnya perkembangan
informasi yang ada tentunya hal ini harus seimbang dengan sumber daya manusia
yang ada yang mana sebagai pengontrol dari informasi itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Hartono.2014. Sumber Informasi & Sarana Bibliografi Perpustakaan.Tulungagung
: Pena Ananda
Saleh, A R. 2003.Modul Sarana Penelusuran Informasi I. Bogor
: Institut Pertanian Bogor
Tag :
Study,