- Back to Home »
- Penerbitan Grafis dan Elektronik »
- Artikel Penerbitan Grafis dan Elektronik M Ulin Nuha
Posted by : Unknown
Senin, 02 Mei 2016
Tren eBook dan
Pasar Dunia
M. Ulin nuh
Khoirul Umam
Penerbitan Grafis dan Elektronik
Dosen Pengampu : Pitoyo Widhi Atmoko S.Si.,M.Si
Di awal
tahun 2000 ketika Raksasa teknologi Amerika, Microsoft mulai mengalihkan
seluruh buku di Perpustakaan Kongres Amerika ke dalam bentuk digital.
Perpustakaan terbesar di dunia ini memiliki 115 juta koleksi buku, majalah,
jurnal, dalam 450 bahasa. Hal ini tentu saja menjadi terobosan yang membuat
orang tak perlu berlelah-lelah menuju perpustakaan untuk mengkaji dan mencari
referensi.
Keputusan
Microsoft ini cukup beralasan karena minat "membaca" buku, yang
mempertemukan penerbit dan konsumen, kian membesar. Namun, disisi lain
mendatangkan buku secara fisikselalu menjadi masalah. Misalnya, buku hilang,
atau rusak. Tidak hanya itu penyebaran informasi dan pengetahuan yang berasal
dari buku-buku dari belahan Eropa dan Amerika sering mengalami keterlambatan
untuk tiba di negara-negara Asia dan Afrika.
Microsoft
sebenarnya bukanlah pemain pertama yang melansir buku elektronik. Sekitar akhir
tahun sembilanpuluhan menjelang tahun 2000, ebookcentral.com, NuvoMedia, dan
SoftBook Press sudah memulai bahkan menerbitkan perangkat eBook. Tetapi karena
pada saat itu banyak penerbit yang tidak tertarik membuat buku edisi digital
membuat NuvoMedia dan SoftBook Press harus menjual RocketBook yang menjadi
perangkat pembaca eBook seharga US$ 199 dari harga awalnya US$ 300, tidak hanya
itu keberadaan dua perusahaan tersebut terpaksa harus dibeli Gemstar
International dari TV Guide.
Pada
perkembangan berikutnya, Adobe, yang terkenal dengan perangkat Fotosoft untuk
mengatur tampilan foto, mengeluarkan Acrobat Reader. Perangkat baca ini bisa
diperoleh di homepage-nya Adobe.com secara gratis. Adobe juga telah
mengembangkan fitur tambahan bernama CoolType. Dengan fasilitas ini
memungkinkan tampilan buku bisa dibaca pada layar LCD (liquid central display).
Layar inilah yang kini digunakan banyak penyedia komputer genggam.
Saat ini
pengguna Android juga ikut dimanjakan dengan aplikasi untuk membaca buku yang
bernama Aldiko Book Reader. Bahkan kini Aldiko telah mencapai versi ke 2. Pada
Aldiko Book Reader 2.0, diperubahan dilakukan terutama di bagian user
interface, dimana pengguna dapat dengan mudah melakukan akses ke buku-buku
terbaru dan best-sellers, pilihan font yang lebih baik, rendering teks dan
tipografi yang lebih baik, dan masih banyak kenyaman yang diperoleh bagi
pengguna android.
A.
Perkembangan
di Dunia
Ada tiga
catatan yang patut dibuka untuk melihat perkembangan eBook di dunia, tidak
hanya rintisan awal tetapi sejumlah keberhasilan yang telah dilakukan pada tiga
tempat berikut ini: Project Gutenberg, merupakan layanan buku digital terbesar
dan tertua yang mendukung free eBook. Hingga saat ini terdapat lebih dari
25.000 buku digital yang dengan mudah ditemukan dalam katalog onlinenya. Lalu
arXiV yang terdapat di Universitas Cornell. Fasilitas ini memberikan akses
secara terbuka terhadap 368.128 referensi elektronik dalam bidang fisika,
matematika, sains komputer dan biologi kuantitatif. Hal ini didasarkan pada
niat sejumlah ilmuwan yang peduli dengan penyebaran ilmu pengetahuan untuk
masyarakat umum secara bebas.
Dahulu
para ilmuwan tersebut menyajikan karyanya dalam jurnal elektronik bergensi dan
berbayar, namun kini telah digratiskan begitu juga dengan buku-buku hasil
terbitan para ilmuwan tersebut. Kemudian adanya proyek sejuta buku atau yang
dikenal dengan The Million Book Project. Proyek ini dikembangkan oleh Universal
Library, yang merupakan sebuah perpustaaan digital dengan dipelopori oleh
Universitas Carnegie Mellon di Amerika Serikat, universitas Zhejiang di China,
Institut Sains di India, dan perpustakaan Alexandria di Mesir. Proyek ini
memuat referensi dalam 16 bahasa dan koleksi bukunya sudah ada sejak terbitan
abad 16.
Hingga
saat ini industri buku elektronik di seluruh penjuru dunia belumlah semapan
buku konvensional walaupun penjualan eBook di Amerika Serikat menunjukkan
keunggulan di bandingkan buku cetak. Tren positif ini ternyata mampu membawa
jaringan penerbit dan penyedia jasa buku elektronik yang dulunya seringkali
kurang responsif terhadap pembeli kini mulai menunjukkan keseriusannya.
B.
Kondisi Indonesia Saat Ini
Masuknya
eBook di Indonesia seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi global. Transformasi dari buku cetak menuju bentuk digital yang
ditampilkan melalui media internet memudahkan pembaca dalam mencari informasi
yang tersedia. Kehadiran eBook pun mulai digemari karena content dan tampilan
yang dimiliki buku digital cukup interaktif sehingga oleh banyak kalangan baik
dari yang tua hingga remaja lebih tertarik menggunakan buku digital. Disisi
lain harga yang relatif lebih murah, praktis, dan menyenangkan untuk dibaca
juga menjadi pertimbangan dalam memilih buku digital sebagai bahan bacaannya.
Saat ini
sumber buku elektronik yang legal di Indonesia belumlah banyak, antara lain
dirilis oleh Departemen Pendidikan Nasional (kini menjadi Kementerian
Pendidikan Nasional) dengan dibukanya Buku Sekolah Elektronik (BSE). BSE adalah
buku elektronik legal dengan lisensi terbuka yang meliputi buku teks mulai dari
tingkatan dasar sampai lanjut. Buku-buku di BSE telah dibeli hak ciptanya oleh
pemerintah Indonesia melalui Depdiknas, sehingga bebas diunduh, direproduksi,
direvisi serta diperjualbelikan tetapi dengan batas atas harga yang telah
ditentukan. Lebih dari itu, seluruh buku ini telah dinilai dan lolos saringan
dari penilai di Badan Nasional Standardisasi Pendidikan (BNSP).
Kebijakan
Depdiknas waktu itu membeli hakcipta 95 judul buku teks pelajaran SD/Madrasah
Ibtidaiyah, 72 judul buku teks SMP/Madrasah Tsanawiyah, 24 judul buku teks SMA/
Madrasah Aliyah dan 216 judul buku teks SMK. Buku-buku itu meliputi pelajaran
matematika, Bahasa Indonesia, IPA, Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu
Pengetahuan Sosial. Juga Bahasa Inggris, mata pelajaran adaptif, mata pelajaran
produktif dan mata pelajaran normatif untuk jenjang SMK. Secara keseluruhan
terdapat 407 judul buku.
Selain itu
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia juga menyediakan sarana bagi penulis dan
publik untuk membuka akses atas aneka buku elektronik dengan lisensi terbuka.
Sarana ini telah dibuka dengan nama BUKU-e. Selain untuk buku-buku ilmiah,
BUKU-e LIPI juga ditujukan untuk buku 'pembelajaran ilmiah', seperti diktat,
buku teks, dan lain-lain. Termasuk buku-buku BSE juga di-mirror di BUKU-e LIPI.
Dunia
industri mulai melirik eBook, Penerbit Mizan misalnya di tahun 2001 mempelopori
keberadaan buku digital dengan memberikan eBook berjudul "Wasiat Sufi Imam
Khomeini kepada Putranya Ahmad Khomeini" secara gratis di situs mereka.
Untuk memperkenalkan eBook lebih memasyarakat, beberapa pengusaha mencoba
menggabungkan buku elektronik dengan bisnis toko buku di Internet, meniru
Amazon. Misalnya, E-Book Centro ebook-centro.com.
C.
Versi
eBook Gratisan
Tak bisa
dipungkiri keberadaan buku elektronik menjadi dilema bagi para pengusaha bidang
ini, bagaimana tidak disatu sisi keinginan menjual sangat tinggi tetapi secara
bersamaan di dunia maya telah banyak beredar eBook yang dengan mudah diperoleh
secara gratis.
Sebut
saja Abacci Books (abacci.com). Menyediakan berbagai buku elektronik yang
sebagiannya diambil dari Project Gutenberg, digabungkan dengan berbagai resensi
buku dan link ke Amazon. Lalu National Academies Press (nap.edu). Menyediakan
laporan-laporan ilmiah dari lembaga-lembaga ilmu pengetahuan Amerika Serikat,
yaitu National Academy of Sciences, National Academy of Engineering, Institute
of Medicine dan the National Research Council. Begitu juga dengan Read Print
(readprint.com), menyediakan buku-buku sejarah dan karya sastra Barat.
Dengan
segala tren positif dan catatannya keberadaan eBook mulai dirasakan penting,
tidak hanya mengurangi kebutuhan akan ruang penyimpanan, tetapi juga tidak
membutuhkan ongkos untuk perbaikan fisik buku, mempermudah dan menurunkan
ongkos tukar-menukar koleksi, menghilangkan kebutuhan mengembangkan sistem
pengamanan dari pencurian buku, dan sangat cocok untuk sistem belajar tersebar
atau sistem belajar jarak jauh. Namun yang terpenting adalah kemampuan dan
minat baca dengan hadirnya eBook semoga dapat berpengaruh postif khususnya di
masyarakat Indonesia.
D.
Kelebihan
dan Kekurangan E-Book – Formal
E-book
mungkin adalah kata yang sudah tidak asing di telinga kita. Ya, e-book adalah
buku elektronik yang biasanya dibuka melalui komputer. E-book sekarang ini
sudah mendunia dan menjamur di internet dikarenakan kelebihan-kelebihan yang
ada pada e-book. Berikut ini adalah beberapa kelebihan dari e-book :
Harga
e-book lebih murah daripada buku biasa atau konvensional. Ini merupakan salah
satu alasan terbesar yang membuat orang lebih memilh e-book daripada buku
biasa, bandingkan saja harga buku konvensional yang isinya hampir sama dengan 2
sampai 3 kali lipat harga e-book, sedangkan harga-book sendiri sangatlah murah
bahkan bisa gratis yang kita dapatkan dari beberapa situs yang menyediakan
e-book gratis.
E-book
ramah lingkungan. Dengan menggunakan e-book kita telah menghemat kertas yang
dihasilkan dari pohon. Kita pun juga menghemat tinta, karena e-book tidak
memerlukan tinta sama sekali
E-book
ANTI RUSAK, selama tidak terkena virus, itu pun juga dapat dibersihkan dengan
anti virus. Bayangkan saja dengan buku konvensional yang dapat rusak, sobek,
ketumpahan tinta dan berbagai hal yang dapat merusaknya.
E-book
itu mudah dibawa dan memiliki ukuran yang relatif kecil. Kita dapat dengan
mudah membawa beribu-ribu e-book hanya dalam flashdisk yang ukurannya mungkin
hanya sekitar jari kita. Hal ini dikarenakan ukuran file e-bok yang relatif
kecil.
Kita
dapat menghemat waktu dan tempat kita. kita dapat menghemat waktu kita karena
kita tidak perlu ke toko buku untuk membli buku. Dari segi tempat, kita tidak
memerlukan tempat untuk menyimpan e-book, sebab kita hanya membutuhkan 1
flasdisk yang dapat berisi beribu-ribu e-book.
Sistem
pengiriman e-book sangat cepat. Kita dapat melakukan pengiriman e-book dalam
hitungan beberapa menit bahkan bisa dalam beberapa detik. Bandingkan dengan
buku konvensional yang memerlukan waktu berhari-hari.
Di
samping memiliki kelebihan-kelebihan, e-book juga tidak luput dari kekurangan.
beriku ini beberapa kekurangan e-book :
Membutuhkan
suatu perangkat lunak untuk membukanya, baik komputer atau alat lainnya.
Sehingga kita membutuhkan waktu yang cukup lama hanya untuk membukanya,
sedangkan buku biasa dapat langsung kita buka dan tutup sesuka hati .
Kenyamanan.
Biasanya jika ingin membaca buku kita ingin dalam kondisi nyaman, seperti
tiduran, duduk santai di sofa, dan tiduran di lantai. Hal ini
tidak bisa kita lakukan dengan e-book, karena kita harus menatap PC atau
laptop, dan terkadang kita tidak tahan untuk berlama-lama menatap monitor.
Mata yang
tidak terbiasa untuk membaca di monitor. Hal ini membuat kebanyakan orang
cenderung mencetak e-book dengan printer, setelah membaca beberapa
halaman dari e-book.
E-book
memiliki berbagai format, yang terlihat dari extension filenya seperti
pdf, txt, doc, chm, dejavue, iSilo, dan lain-lain. Hal ini membuat
dibutuhkan berbagai aplikasi berbeda untuk membukanya maupun membuatnya.Misal
untuk format PDF, untuk membacanya umumnya menggunakan Acrobat dari Adobe.
Untuk membuatnya menggunakan aplikasi sejenis PDF writer.
Tidak
semua format e-book memiliki sekuriti yang baik. Misal format txt, sangat
rentan terkena virus atau dijebol sekuritinya. Sedangkan pdf sudah memiliki
sekuriti yang baik. Tetapi secanggih apapun format sekuriti e-book, karena
digital, e-book tetap bisa dibongkar terutama oleh para hacker.
Sensasi.
Maksudnya disini, kita memiliki rasa sensasi yang kita rasakan ketika membuka
tiap-tiap lembaran dari buku biasa, namun hal ini tidak kita rasakan pada
e-book.
Daftar
Pustaka
di akses
tgl 5 maret 2016 jam 12:34
Prakoso
Bhairawa Putera Peneliti Muda bidang Kebijakan dan Administrasi (Kebijakan
Iptek) LIPI
Biskom,
26 Agustus 2011
http://www.buku
e.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1321295564&&1